Easier, right?

Ini tulisan kemarin waktu mendekati ujian. Saat-saat menegangkan. Tiap waktu rasanya ingin kugunakan untuk belajar, saat adrenalinku tiap malam berpacu lebih cepat, otakku bekerja lebih keras, dan mataku terjaga lebih lama. Lalu, sekeluarga akhirnya jalan-jalan sebentar ke puncak, exactly ke Masjid  mungkin kasihan melihat mukaku yang sudah setengah jelas, bagaikan anak tak diberi makan seminggu, haha. Cekidot.

Jika dapat kuhentikan waktu, I will

Jika dapat kubiarkan suasana ini terus ada, I will

Sayangnya aku tak bisa

 

Udara dingin

Lampu remang-remang

Orang-orang berselonjor di pelataran masjid

Ada yang tertawa-tawa

Ada yang berusaha bertahan dengan mata 5 watt

Ada yang terlihat salah kostum dan hampir pingsan kedinginan

semua campur aduk di sini

 

Entah, rasanya nyaman berada di sini

Setelah berjuang keras melawan buku-buku yang tebalnya rata-rata 3 centi

Melepas penat untuk sejenak

 

Jika dapat kuhentikan waktu…

Tapi ini dunia nyata

Sayangnnya aku bukan super hero

Aku, ya, aku

 

Ya, anggap ini hiburan

Karena mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas, kita harus berkompromi dengan realita yang ada

Kau hamba Allah, maka beribadahlah

Kau pelajar, maka tuntulah ilmu sebanyak mungkin

Kau anak, maka berbaktilah

 

Itulah takdir

Jadi indah atau rusak, tergantung kita

Karena itu, mengapa tidak kita jalani saja semua dengan ikhlas dan senyuman?

Be brave, be patien, be a hardworker

Toh, semua akan terasa lebih mudah, kan?

Sekian,

FIN

3 Waktu

Hm, ceritanya lagi jalan-jalan ke Wahana Wisata Cangkuang. Tempatnya, wew. Ini tulisan-tulisan iseng saat melihat begitu nyatanya kekuasaan Allah di sana. Cekidot (bukan dot -,-)

Kamis sore, 130510

Udara dingin merasuk ke celah-celah baju

Segar…

Kabut tebal menutupi penglihatan

Pekat…

Misterius…

Indah…

Hujan yang turun rintik-rintik

Menambah syahdunya sore ini

Suasana yang tak biasa, di kaki gunung salak

Kamis malam, 130510

Angin malam menggelitik tubuh

Udara dingin yang mencekam

Kabut turun membuat sekeliling remang-remang

Pohon-pohon di sekeliling bagai punya mata mengawasi

Rumput yang bergoyang bagai sedang menari

Jangkrik-jagkrik bagai sedang bernyanyi

Menandakan tidurnya sang matahari

Jumat pagi, 140510

Matahari mulai bangun dari peraduannya

Perlahan-lahan

Begitu malu-malu

Cahayanya yang begitu megah

menyinari muka bumi

Menembus lewat celah-celah

membangunkanku dari mimpi setelah tadi subuh tertidur kembali

Udara dingin perlahan-lahan mengundurkan diri

Dikalahkan oleh energi matahari yang dibawa secara radiasi

Hangat…

Subhanallah, suasa pagi di Wahana Wisata Cangkuang

Yak, sekian coret-coretan saya, dan terima kasih

FIN

Sebuah Catatan Kecil –> The Other Unforgetable Moment in SMANSA

Assalamualaikum !

Wah, saya sudah berapa tahun nggak nulis disini, abis sibuk sama main belajar sih. Hmm, kemarin saya genap berumur 15 th, sebenarnya semenjak kelas 9 saya sudah tidak menganggap hari ulang tahun istimewa, bahkan kadang rasanya sedih makin tua. Tapi hari ini benar-benar berbeda. SMANSA itu memang hebat. Ukhuwah, persahabatan, kekeluargaannya begitu terasa.  

Kita mulai ceritanya. Malam sebelumnya, saya sudah sangat berniat megang buku kimia mau belaja stoikiometri yang masih nggak ngerti-ngerti itu. Tapi mata tak mau bernegosiasi, dia capek melek seharian. Alhasil tertidurlah saya meninggalkan pr presentasi ekonomi yang belum jadi.

Pagi jam 3 kurang. Dengan muka ngantuk bercapur panik, saya berlari ke depan laptop. tektoktiktektok *ceritanya bunyi orang ngetik*. Sejam kemudian tugas selesai. Terus saya iseng buka buku kimia ‘buku wajah’. Wah, baru inget ! Udah 2 orang memberi selamat. Cek HP, eh, ada juga. Padahal tahun kemaren ga serame ini.

Singkat cerita, ngeeng, saya sampai di sekolah. Eh, ketemu rima. “RIMAA !” Ternyata di depannya ada si ketum 0.9. Tapi ada yang beda, biasanya dia pasang muka malaikat tengil sekarang muka sangar! Yah, saya sih nggak terlalu peduli, suka2 dia.

Waktu masuk kelas, usil bersaudara (Fadhilla dan Bathriq) datang. “Iin, selamat ulang tahun”, beberapa detik kemudian balik lagi “Iin, selamat ulang tahun”, lalu “Iin, selamat ulang tahun”, dan seterusnya. Diiringi anak2 lain memberi selamat (padahal apa yang bisa diselametin, orang tambah tua). Kembali saya berkutat dengan ekonomi di kompi kelas. Waktu bel dan mau baca quran, meja ku yang tadinya putih, bersih, indah, rapi, tiba-tiba jadi dekil dengan tulisan yang lagi-lagi “Iin selamat ulang tahun !” plus ttd anak-anak. Dan tahu siapa yang memprakarsainya, kembali si usil bersaudara. Tiba-tiba, tempat minum saya hilang ! Yah, nggak usah ditanya lagi siapa yang ngumpetin, udah capek.

Ist. 1 –> laila, my mom, give m my birth present. It’s a book! Lalu saya langsung ke luar karena banyak kerjaan. Dengan muka linglung karena bingung, saya dan d.a ngerjain mandat. Terus kita ke X-7, ngapain gitu. Nah, lalu I met my bf, Diar, dan yah, dapat dibayangkan bagaimana bentukku setelah itu *bakbukbakbuk*. “Iin, nih”. The biggest present. Lalu kita ke X-4 bertemu si partner. Kalian tahu? (tidak), dia belum ttd , mandat yang diaksih da tadi pagi karena “aku nggak punya pulpen hitam” Hiks, sungguh menyedihkan. Dia punya kartu yu gi oh segepok, tapi nggak punya pulpen hitam. Lagi pula, halohaa, emang nggak ada temen di kelas. CKCK, anak kecil, anak kecil. Lalu, si pipin datang “IIN !!” (dgn suara cemprengnya) “Nih”

lalu masuk –> Pak Oma, datang membawa hadiah untuk saya. Ul.basa sunda MENDADAK. What a great surprise ! Yah, akhirnya lembar hvs itu dijadikan tempat mengarang bebas.  

ist.2 –> dengan muka linglung + stress karena bsunda. Saya menuju mushollah. Di sana saya bertemu kakak-kakak tercinta 🙂 Semuanya ya sama, say “idul milad”. Tapi ada 1 orang. Salah satu keluargaku yang berlambang ‘9’  terdiam di pojok musholla. Waktu diajak salaman dia nggak natap wajah sama sekali. But I thought “Ini pasti ngerjain”.

masuk lagi –> si Reka gave me also another present. Ini janjinya yang sudah lama Waffle Chruncox.

and blablablablabla sampai akhirnya sampai lah saya di rumah. Yang tadi pagi cuma bawa tas 1 sekarang pulang dengan kantong plastik besaar.

Waktu buka tas. Eh, ada another present dengan bungkus terapi diantara yang lain. Waktu di buka, lho, koran, dibuka, lho koran, dibuka lagi, dan seterusnya *tipuan klasik*. Waktu dilihat dalamnya. Hand made, saya tahu siapa. DH.

“Sebuah catatan kecil”

sebuah catatan kecil

Dan, saat membuka dan membacanya. Huaa.. Kalian emang paling bisa nangisin orang

Buka punya yang lainnya,

presents

Semuanya, terimakasih. Bukan untuk hadiah dalam bentuk materiilnya, tapi untuk kasih sayang kalian, keikhlasan kalian, kekeluargaan yang sudah kalian berikan padaku. Terima kasih untuk ucapan2 di si fb yang nggak sempat terjawab.

Rabb, terimaksih engkau telah memberikanku rahmatMu lewat orang-orang disekelilingku. Jagalah mereka, berkahilah mereka, lindungilah mereka, dan pertemukan kami nanti di jannahMu.

Wslmk

Lupa ! Sekedar reward usil

terhikshiks : dh

terbesar : diar

terpertamax : laila

terlucu : pinka

teraneh? : reka

terpertamax ucapan : aisyah

terstatus ? : ketumtum muqoddas, dan MMT 

 FIN

Renungan dalam Hujan

Hujan, tapi langit tetap terlihat cerah

Awan putih masih memenuhi langit biru

Gn. Salak dekat rumah terlihat jelas

Lembah-lembahnya, aneh, misterius, menyimpan sesuatu dibalik keindahannya

Diatas puncak, kabut menutupi bentuknya

 

Hmm, memejamkan mata , dan berputarlah di tengah hujan

 Biarkan dinginnya menyentuh kulitmu

Biarkan tetesnya menyegarkan wajahmu

Biarkan anginnya menerpa tubuhmu

 

Rasakan, hujan melepas semua

 Rasakan, hujan membawa semua pergi

Kesedihan, Kegelisahan, Amarah, Kenangan pahit, Kesendirian, semuanya..

Indah, Megah

Subhanallah…

Maha Suci Allah atas seluruh ciptaan-Nya 🙂

-FIN-

Tujuan, Tekad, malam itu

Malam itu, ketika saya sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk memperkuat prinsip seseorang, saya malah mendapat sesuatu yang berharga untuk meningkatkan kualitas diri saya. Allah menyadarkanku, Ia seperti berkata begini ”ubahlah dirimu dahulu baru orang lain”.

Dan itulah yang sedang saya usahakan sekarang. Semoga saya tetap istiqomah untuk merubah diri saya menjadi lebih baik lagi.

”jika suatu saat kamu terjatuh saat menaiki tangga, maka ingat kembali tujuan awalmu menaiki tangga itu”. 

FIN

Spy 1

SPY

Ada beberapa hal yang saya dapatkan setelah selama beberapa bulan ini mencoba untuk menjadi mata-mata (serius, itu seru!) :

  1. Mulutmu harimau. Pilih kata dengan baik, dan perhatikan dengan siapa kau bicara. Hati-hati, terutama jika kau sedang berbicara dengan orang yang sedang kau selidiki (objek).
  2. Jangan terburu-buru, tunggu waktu yang tepat. Gegabah membuat orang lain merasa curiga. Bahkan kita bisa membuat pekerjaan harus diulang dari awal lagi jika ketahuan.
  3. Gunakan kacamata! Bagi kau yang berkacamata, jangan pernah tinggalkan kacamata saat sedang bekerja. Itu bisa menjadi kesalahan fatal.

Akan berlanjut sesuai dengan pengalaman baru nanti.

FIN

Awal yang baru :)

Ya Allah, uda lama banget tidak di update, kasihan blogku.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim,

Rasanya ingin mengungkapkan sesuatu, tapi bingung memilih kata-katanya, jadi nulis ini deh. Sepertinya  sudah sangat terlambat, tapi ya sudahlah.

Sekitar dua setengah bulan yang lalu, saya mengucapkan janji yang begitu berat. Menjadi salah satu dewan harian DKM Ar-Rahmah masa jabatan 2009/2010, sekretaris dua. Mungkin bagi orang yang sudah terbiasa dengan jabatan besar seperti ini, atau yang sudah terbiasa eksis di organisasi akan menggap saya berlebihan. Tapi bagaimana lagi? Ini adalah langkah pertama saya, awal mula saya mengenal organisasi yang sebenarnya. Oleh-oleh pengalaman dari SMP 4 dulu, masih sangat kurang membantu saya menjalani tugas ini. Dulu yang saya tahu tentang sekretaris, adalah seseorang yang bertugas untuk membuat absensi, membuat LPJ, dan mengurusi hal-hal lain yang berhubungan dengan inventaris. Tapi di sini, setelah sekitar dua setengah bulan saya mencoba mengemban tugas ini, banyak yang saya dapatkan.

Ada cerita lucu (atau apapun sebutannya) dibalik terpilihnya saya sebagai sekdu.

Jadi, suatu malam teman saya Nadia Ananda Puteri, mengirim sms pada saya. Isinya saya lupa, jadi saya karang-karang saja kata-katanya, tapi insyaAllah intinya kurang lebih begini:

”Iin, gimana kalau kepilih jadi dh nanti?” tiba-tiba sms begitu, membuat orang takut

“Ya, udah. Dicoba jalanin aja, kalau ga pernah mulai, kapan belajarnya”

“dst……”

Setelah di sms saya berpikir, “kayanya Arin deh, yang jadi DH kelas X, serius.”

Lalu keesokaan harinya, seperti biasa, pukul 06.30 WIB seluruh CAPPENDEKAR berkumpul di aula untuk mengikuti kumpul pagi PODS. Ternyata hari ini waktunya untuk ‘evaluasi’ (ya, bagian di dalem-dalemin gitu lah). Kita disuruh untuk menutup mata, lalu nanti diputar-putar keliling ruangan, dipindah-pindah tempat (saya selalu megang ID dengan erat kalau lagi digituin, takut IDnya diambil, haha). Setelah beberapa lama, saya disuruh diam, dan menunggu. Saya meraba-raba orang sebelah, dan ternyata ada (fiuuhh). Setelah itu, kami disuruh untuk membuka mata. JERENG JENG!!! Saya, dan Garutha, satu-satunya (atau dua-duanya?) kelas X yang ada di depan, menghadap teman-teman lain. Sedangkan sisanya, kelas XI (dug!). Agak bingung, sedangkan teman-teman yang lain senyum-senyum (cengar-cengir, awas ya..). Lalu ada kelas XII yang bicara (lagi-lagi saya lupa kalimatnya, tapi kurang lebih begini):

“Di depan kalian, adalah calon-calon yang akan menjadi pemimpin kalian setahun ke depan. Untuk kalian yang ada di depan, apa kalian sanggup untuk menjadi calon-calon orang yang akan memimpin dakwah SMANSA? (lebay). ”

“SIAP!”  menjawab dengan muka linglung, bingung, mendengung (?)

Begitulah, tragedi aneh yang terjadi pada diri saya ini. Kebetulan dan takdir yang berjalan seiringinan. Atau jangan-jangan Nadia adalah peramal (apa coba??).

Yang pasti, Iin mengucapkan banyak terima kasih, untuk semua orang yang sudah mempercayakan jabatan ini pada Iin, Bapak dan Ibu tercinta, yang sudah memberi sedikit kebebasan pada Iin untuk pulang sore, pergi hari Sabtu, dan banyak lagi. Demissioner DKM Ar-Rahmah, yang sekarang sedang sibuk menentukan masa depannya yang sudah di depan mata (ayo berjuang!! Ayo masuk ITB!! aaa). Teman-teman kelas X-ku, terima kasih sekali kalian sudah mau sabar menghadapi diriku, maaf kalau Iin belum bisa menjadi DH yang kalian inginkan, terima kasih atas kerja samanya selama PODS dan selama kita jadi pengurus di sini, Iin juga mohon bantuannya, kita sama-sama sedang belajar, jadi tegur Iin ya kalau salah. Dan terakhir, untuk DHku, amazing people yang sudah setia membimbing Iin (aaa ><), yang sudah sabar menghadapi diriku yang suka tidak connect kalau syuro, yang emosinya masih labil, yang datang dengan sejuta masalahnya, yang masih belum kelihatan ide-idenya untuk memajukan DKM SMANSA, dan banyak lagi. Untuk A monox (fatigon..), A anas (apa ya? mmm jangan terlalu serius), a ucenk (pilih kuda atau mbe? :P), teh ndu (wah, ini mah, ga tau lagi mau bilang apa..), teh ekong (teh ekong, oleh-oleh….) dan garutha (zanger, ngerti hasil syuronya ga?), dan maaasih banyak lagi yang tak bisa tersebut. Terima kasih, untuk semua pelajaran berharga yang sudah kalian berikan pada Iin, semua kerja samanya, semua kehangatan, dan kekeluargaannya..

*nyadar nggak, ini kaya isi prakata di skripsi….*

FIN loves you all <^.^>

Mungkin Iin nggak bisa merangkai kata-kata puitis yang menyentuh seperti the ndu, kata-kata yang bagus seperti garu, atau kata-kata yang penuh semangat dan motivasi seperti a anas, tapi percayalah ini dari hati yang paling dalam, dengan kedalaman lebih dari 10.000m (hmm, mulai).

Yah, begitulah kesan-kesanku selama ini. Mari kita sudahi dulu, sebelum penyakit gosongnya mulai lagi. Akhiri dengan istighfar sepuas-puasnya, salawat kepada nabi, dan doa penutup majelis. (?)

Wassalamualaikum.

Allah is the just final

Fuiiih.. ia menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk melupakan hal itu.

Beberapa minggu setelah itu…

Rapot bayangan ada di tangannya, dan masih belum dibuka. Tarik napas dalam-dalam, dan terbuka (baru hekternya doang). Diintip sedikit-sedikitm dan kelihatan!

Hasilnya? Alhamdulillah, tidak seburuk yang dibayangkan. Yang pasti, ia merasa lega, teman-temannya yang mencontek nilainya pun tak jauh beda dengan dirinya. Alhamdulillah,, kembali ia membisikkan kata itu dalam hati.

Yah, sebenarnya tidak peduli berapa pun nilai teman kita, yang pasti pekerjaan hasil mencontek dengan yang tidak itu rasanya berbedalah.

Dan yang pasti, kita harus percaya Allah itu Maha Adil, Dia tahu apa yang kita perbuat. Dia tahu kapan harus membalas semua usaha kita selama ini. Dan Dia tahu cara terbaik untuk membalas apa-apa yang telah kita lakukan. Dia tahu, Dia tahu semuanya.

Karena itu, yang mesti kita lakukan adalah berdoa, berusaha, dan yang terakhir ikhlaskan hasilnya pada Allah SWT. Karena hanya Dia yang tahu apa yang terbaik untuk kita 🙂

Allahuakbar !!

Allah is the just part1

 

Ia menangis lagi. Di siang hari yang begitu terang dengan matahari yang begitu menyengat, sangat kontras dengan hati dan jiwanya yang sedang gelap dan dirundung awan hitam.

Di rumah yang begitu sepi, di dalam kamar yang sengaja dibuat gelap, ia tersedu dalam solatnya. Untuk kedua kalinya, mengadu, meminta pertolongan, memohon maaf.

Karena UTS, ya, masalahnya adalah UTS dan teman-teman disekelilingnya. Ia menangis, karena merasa bersalah, berdosa, takut. Ia sadar telah melakukan hal besar yang sangat salah, namun sangat sulit untuk dihindarkan.

Bukan mencontek masalahnya, tapi sebaliknya, berusaha mengerjakan UTS sendiri, dengan hanya berbekal belajar keras, dan ibadah rutin. Masalahnya mulai ketika ia menyadari bahwa setelah beberapa hari UTS, selalu mendapat soal yang sulitnya (soalnya A & B). Itu bukan hanya perasaannya saja. Teman-temannya juga mengatakan hal yang sama. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, ia dikelilingi begitu banyak pencontek ulung. Hanya segelintir orang yang juga berikhtiar dalam kejujuran.

Karena kondisi-kondisi itu, ia mulai merasa bahwa Allah tidak adil*naudzubillaah*! Ia yang selalu berdoa, meminta kemudahan, mengerjakan amalan-amalan sunnah, apalagi amalan wajib, kenapa tidak diberi kelancaran dalam UTS? Sedangkan teman-temannya yang lain? Yang jelas-jelas solatnya bolong-bolong, sering mencontek, kenapa mendapat soal-soal yang mudah?

Setiap kali hatinya sudah sedikit tenang, ia terisak kembali, seakan bendungan air matanya sudah pecah. Ia sangat tahu yang ada dipikirannya itu salah, sangat salah. Tapi rasanya, hal itu sangat sulit dihilangkan. Seakan pemikiran itu menjadi kotoran di hati, bagaikan plak yang menempel pada gigi.

Astaghfirullahal’aziim, kembali ia beristighfar. Kembali menangis pula lah dia. Yang ditangisinya bukan lah masalah nilai-nilainya nanti, atau masalah teman-temannya yang asyik mencontek itu. Yang membuatnya bersedih adalah perasaan tak adil yang ia rasakan. Perasaan yang seharusnya tak boleh ia rasakan, perasaan yang sangat salah itu.

to be continued….

“Suramadu, bukan jembatan biasa”

Assalamualaikum everyone!!

Hmmm.. kembali dari liburan yang panjang, sedikit malas juga sih. Tapi hidup harus tetap berjalan, semangat!! (cielaa, bahasanya..). Saya mau bagi-bagi cerita tentang travelling kali ini.

Kali ini, sy pergi ke jembatan terpanjang di indonesia, bahkan asia (katanyaa). Ciri-cirinya : jembatannya mengandung cairan kental yang sangt manis (karena itu sy g terlalu suka), yang sangat disukai oleh insect. Tapi anehnya, bapa sy juga suka cairan itu, pdhl dia kan bukan insect (heeh???)

Yap ! jembatan SURAMADU…

Jembatan ini diresmikan tanggal 10 juni 2009 oleh presiden SBJ (eeh.. salah, SBY *ampun paak*),  pembangunan jembatan yang katanya memakan budget lebih dari 4 trilyun ini (sejak kapan jembatan bisa makan duit..*hee*) merupakan mega proyek sipil yang sebagian besar pembangunannya dilaksanakan oleh putra bangsa indonesia (applause *hidup Indonesia!!*).  Konon jembatan ini menjadi jembatan terpanjang di asia (weew). Dan ternyata panjangnya 5.438 meter !(lebih panjang dari jembatan merah ya.. *??? ya iyalah..*).

Yaah, kita lupakan masalah duit dan panjang-panjangan itu. Sekarang, sy mau nyritain tentang pengalaman jalan2 di suramadu. Ceritanya, pada suatu hari Rabu, 23 Oktober 2009, sy dan keluarga besar ada acara diSurabaya. Abis acara itu, kita nggak langsung balik (hometown: kediri *g penting deeh*), tapi kita sama-sama mampir ke suramadu.

Pertama sampai persis di depan jembatan, kelihatannya konstruksinya biasa-biasa aja (mmm..sok tau..) tapi ada yang tidak biasa. Apakah itu? Ternyata harga tolnya naudzubillaah. Tau nggak harga kendaraan roda 4 sama 2 itu kaya langit sama bumi (lebay mode : on)!! Habisnya harga buat kendaraan roda 4, 30 ribu, sedangkan roda 2 cuma 3 ribu (sama-sama 3nya siih)! Ya tapi mau bagaimana lagi? Kurelakanlah uang 30 ribuku (duit bapak siih).

Mobil melaju dengan kecepata sedang, pertamanya : biasa, biasa, biasa, bi.. Woow… bagian tengahnya kaya di luar negeri (sedikit lebay, tapi beneran, keren *sebenernya ini pertama kalinya sy ngelewatin jembatan besar gitu, jadi agak norak, heehee*). Tapi ada kejadian lucu di tengah jembatan yang menggambarkan watak/budaya orang Indonesia. Berhubung pengunjung suramadu banyak yang norak-norak kaya saya, jadi banyak pengendara yang mengendarai mobil dengan kecepatan very sloow, karena mereka mau berhenti untuk jepret-jepret, mengabadikan momen indah tak terlupakan itu (lebuaay..). Tiba-tiba ada bunyi ‘ngiung,ngiung, ngiung’ dari belakang barisan mobil-mobil norak itu. Ternyata ada satpol PP yang mengendarai mobil berhias lampu warna merah dan bunyi ‘ngiung’ nyaring dengan kecepatan rather fast!! Sontak mobil-mobil itu langsung memacu mobil dengan kecepatan fast bagaikan maling dikejar polisi. Tapi setelah mobil satpol PPnya pergi, mereka-mereka yang tak sadar akan peraturan lalu lintas itu ya berhenti lagi, wong ga ada yang ngliat. Haah dasar orang Indonesia, selalu saja masalah ketertiban melanda mental warga negara kita tercinta. Jelas-jelas itu bukan tempat untuk berhenti, kok ya mandek disitu. Kan bisa membuat kemacetan. Kenapa mereka nggak sadar-sadar juga ya? Dan kalimat wong ga ada yang ngliat itu lo yang bikin hati bertambah miris. Apa mereka lupa bahwa ada Allah SWT yang terus menerus mengawasi mereka. Walaupun mandek di tengah jembatan tidak pada tempatnya bukan masalah spiritual, tapi itu kan tetap bisa jadi dosa, kan dengan kita berhenti sembarangan bisa mendzalimi orang lain. Benar kan?

Kok jadi kultum ya? Tapi ga papalah, saling mengingatkan ga salah kan..

O iya, sy dan keluarga sampai di sana menjelang maghrib, jadi langitnya sudah biru kemerah-merahan gitu. Objek yang bagus untuk difoto. Tapi sayangnya hampir semua gambar sy ambil pakai kamera SLR yang manual (maklum, belum kuat beli yang digital*hiks*), jadi nggak bisa ditampilin di sini.

Yaah, segitu dululah cerita perjalanan saya kali ini, sudah dulu ya.. Dan saya doakan semoga anda segera menyusul ke suramadu ^_^

Previous Older Entries Next Newer Entries