“Suramadu, bukan jembatan biasa”

Assalamualaikum everyone!!

Hmmm.. kembali dari liburan yang panjang, sedikit malas juga sih. Tapi hidup harus tetap berjalan, semangat!! (cielaa, bahasanya..). Saya mau bagi-bagi cerita tentang travelling kali ini.

Kali ini, sy pergi ke jembatan terpanjang di indonesia, bahkan asia (katanyaa). Ciri-cirinya : jembatannya mengandung cairan kental yang sangt manis (karena itu sy g terlalu suka), yang sangat disukai oleh insect. Tapi anehnya, bapa sy juga suka cairan itu, pdhl dia kan bukan insect (heeh???)

Yap ! jembatan SURAMADU…

Jembatan ini diresmikan tanggal 10 juni 2009 oleh presiden SBJ (eeh.. salah, SBY *ampun paak*),  pembangunan jembatan yang katanya memakan budget lebih dari 4 trilyun ini (sejak kapan jembatan bisa makan duit..*hee*) merupakan mega proyek sipil yang sebagian besar pembangunannya dilaksanakan oleh putra bangsa indonesia (applause *hidup Indonesia!!*).  Konon jembatan ini menjadi jembatan terpanjang di asia (weew). Dan ternyata panjangnya 5.438 meter !(lebih panjang dari jembatan merah ya.. *??? ya iyalah..*).

Yaah, kita lupakan masalah duit dan panjang-panjangan itu. Sekarang, sy mau nyritain tentang pengalaman jalan2 di suramadu. Ceritanya, pada suatu hari Rabu, 23 Oktober 2009, sy dan keluarga besar ada acara diSurabaya. Abis acara itu, kita nggak langsung balik (hometown: kediri *g penting deeh*), tapi kita sama-sama mampir ke suramadu.

Pertama sampai persis di depan jembatan, kelihatannya konstruksinya biasa-biasa aja (mmm..sok tau..) tapi ada yang tidak biasa. Apakah itu? Ternyata harga tolnya naudzubillaah. Tau nggak harga kendaraan roda 4 sama 2 itu kaya langit sama bumi (lebay mode : on)!! Habisnya harga buat kendaraan roda 4, 30 ribu, sedangkan roda 2 cuma 3 ribu (sama-sama 3nya siih)! Ya tapi mau bagaimana lagi? Kurelakanlah uang 30 ribuku (duit bapak siih).

Mobil melaju dengan kecepata sedang, pertamanya : biasa, biasa, biasa, bi.. Woow… bagian tengahnya kaya di luar negeri (sedikit lebay, tapi beneran, keren *sebenernya ini pertama kalinya sy ngelewatin jembatan besar gitu, jadi agak norak, heehee*). Tapi ada kejadian lucu di tengah jembatan yang menggambarkan watak/budaya orang Indonesia. Berhubung pengunjung suramadu banyak yang norak-norak kaya saya, jadi banyak pengendara yang mengendarai mobil dengan kecepatan very sloow, karena mereka mau berhenti untuk jepret-jepret, mengabadikan momen indah tak terlupakan itu (lebuaay..). Tiba-tiba ada bunyi ‘ngiung,ngiung, ngiung’ dari belakang barisan mobil-mobil norak itu. Ternyata ada satpol PP yang mengendarai mobil berhias lampu warna merah dan bunyi ‘ngiung’ nyaring dengan kecepatan rather fast!! Sontak mobil-mobil itu langsung memacu mobil dengan kecepatan fast bagaikan maling dikejar polisi. Tapi setelah mobil satpol PPnya pergi, mereka-mereka yang tak sadar akan peraturan lalu lintas itu ya berhenti lagi, wong ga ada yang ngliat. Haah dasar orang Indonesia, selalu saja masalah ketertiban melanda mental warga negara kita tercinta. Jelas-jelas itu bukan tempat untuk berhenti, kok ya mandek disitu. Kan bisa membuat kemacetan. Kenapa mereka nggak sadar-sadar juga ya? Dan kalimat wong ga ada yang ngliat itu lo yang bikin hati bertambah miris. Apa mereka lupa bahwa ada Allah SWT yang terus menerus mengawasi mereka. Walaupun mandek di tengah jembatan tidak pada tempatnya bukan masalah spiritual, tapi itu kan tetap bisa jadi dosa, kan dengan kita berhenti sembarangan bisa mendzalimi orang lain. Benar kan?

Kok jadi kultum ya? Tapi ga papalah, saling mengingatkan ga salah kan..

O iya, sy dan keluarga sampai di sana menjelang maghrib, jadi langitnya sudah biru kemerah-merahan gitu. Objek yang bagus untuk difoto. Tapi sayangnya hampir semua gambar sy ambil pakai kamera SLR yang manual (maklum, belum kuat beli yang digital*hiks*), jadi nggak bisa ditampilin di sini.

Yaah, segitu dululah cerita perjalanan saya kali ini, sudah dulu ya.. Dan saya doakan semoga anda segera menyusul ke suramadu ^_^